Menata hati saat pandemi
Di masa sulit
selama pandemi , memang membuat kita harus extra bersabar. Untuk bisa
melewatinya kita perlu menata hati kita. Ini adalah ujian bagi semuanya, bukan
hanya pemerintah tetapi sederetan pelaku kehidupan dibumi ini. Dari berbagai
sektor merasakan efek yang luar biasa.
Dengan adanya
penyakit covid19 yang telah mewabah ini banyak memberikan pengajaran
hidup pada kita. Menata hati adalah cara yang indah untuk mengurangi
beban ini. Sudah hampir lebih dari dua bulan kita terkurung dalam pandemi
yang tak tau kapan akan terhenti. Dirumah saja memang mudah dikatakan
namun tak mudah dilakukan dengan rasa senang hati. Hati tak bisa
dipungkiri ada rasa bosan yang kian mengeliat , itu terjadi karena kita kurang
bisa menata hati kita. Akan tetapi jika kita pandai menata hati semua
kegundahan , keresahan, kebosanan akan mudah kita lewati.
Bagaimana cara
kita menata hati kita?
Banyak hal yang bisa kita lakukan. Selama work
from home ( WFH) kadang kita merasa jenuh dengan rutinitas yang tidak jelas.
Kita bisa membuat jadwal tentang apa yang akan kita kerjakan supaya kita tetap
produktif. Buatlah jadwal yang mudah kita lakukan, sederhana saja.
Kita bisa
menyibukkan diri dengan membuat olahan yang bisa dinikmati oleh keluarga entah
kue atau makanan yang belum pernah kita buat dengan membuka youtube , kita bisa
belajar menulis, kita bisa ikuti pelatihan online tentang IT atau tentang
lainya, dan belajar ilmu keagamaan. Yang
suka bertanam bisa latihan bertanam, suka membuat kerajinan bisa membuatnya.
Pelatihan tersebut bisa dilakukan dengan daring.
Untuk membuat
suasana hati terhibur karena WFH dengan
demikian tak akan ada keresahan, kegundahan, kebosanan dalam melakukan
aktivitas.
Dan jika hati
kita sudah tertata maka hasilnya yang kita dapatkan adalah rasa syukur.
Kita bisa berkata alhamdulillah dalam implementasinya. Rasa sukur itu tumbuh
karena kita melihat yang berada dibawah kita, banyak orang yang kehilangan
pekerjaan, banyak orang yang tak bisa berkumpul bersama keluarga. Makna kata Alhamdulillah akan mengilangkan rasa
kegalauan batin kita.
Alhamdulillah
kita masih digaji walau tak sepenuhnya , Alhamdulillah kita bisa bersama sama
kekuarga, Alhamdulillah kita sehat ,Alhamdulillah kita masih bisa bekerja
dengan gaji yang utuh, Alhamdulillah keluarga kita sehat. Semua itu bisa kita
ucapkan jika kita bersyukur atas karunia Allah.
Rasa syukur ini
akan selalu menenangkan hati kita.. sehingga tumbuhlah rasa ikhlas dalam diri kita. Ikhlas adalah
perasaan menerima segala sesuatu yang
ada.
Ikhlas mencuci
pakaian yang banyak demi kesehatan , ikhlas menjalankan tugas dirumah saja ,
ikhlas mengikuti anjuran pemerintah, ikhlas melaksanakan protokol kesehatan.
Menerima segala yang terjadi agar tidak menjadi duri dalam diri, penuh dengan
pikiran – pikiran positif.
Namun sebaliknya
jika rasa syukur itu tidak ada maka adanya adalah mengerutu, menyalahkan, emosi
tak terkendali. Itu percuma hanya membuat luka dalam hati kita. Yang terpenting
dalam hidup kita adalah memberikan sebaik
baiknya apa yang bisa kita lakuakan untuk saling membantu.
Membuat pola
hidup sehat yang baru ( new normal ) ,
yang dulu memakai masker saat berbicara dikatakan tidak pantas , yang dulu saling
berjauhan juga dianggap sombong. Beda dengan
saat ini Physical distancing atau jaga jarak harus kita lakukan demi memutus rantai penularan korona. Inilah hidup
abnormal yang dulu dianggap tidak normal sekarang menjadi normal.
Oleh karena
itu sebaiknya tata hati untuk kendalikan diri ,supaya kita mampu
bersyukur yang sejati. Bukan hanya ucapan bibir semata.
Tatalah hati
kita maka banyak hal positif yang akan
ada dalam diri kita. Semoga wabah ini segera berlalu.
Komentar
Posting Komentar