ULAH PEMUDIK KELABUHI PETUGAS KEAMANAN



   

ULAH PEMUDIK  KELABUHI PETUGAS KEAMANAN


Dilema bagi seorang perantauan yang bekerja dikota nan jauh dari mereka berasal memang cukup membuat mereka panik, pusing tak bisa balik kekampung halaman.   Apalagi saat seperti ini wabah korona yang tak kunjung mereda. Hampir  semua pulau di Indonesia Raya semua propinsi sudah terjangkiti wabah ini.  
Dari data laman Covid19.go.id hari  kamis tanggal 14 Mei 2020 menyatakan bahwa  penderita yang terpapar covid19  seluruh Dunia dari 215 negera ,ada 4.179.479 yang terkofirmasi ,yang telah  meninggal  sebanyak  287.525.
Sedangkan Negara Kita Tercinta  Indonesia  telah mencapai 15.428 sembuh sejumlah 3.287 dan yang meninggal  adalah 1.028 keadaan ini cukup membuat prihatin  di berbagai kalangan sebab semua aktivitas semakin terganjal akan kenaikan yang terinveksi virus ini melonjak dengan tajamnya. Seiring kenaikan jumlah tersebut pemerintah memiliki berbagai upaya.
 Walau sudah banyak yang menerapkan PSBB namun belum mencapai hasil yang maksimal. Ada banyak alasan mengapa  belum maksimal? Ada yang bilang karena tidak ada sanksi yang membuat pelanggar PSBB jera.   Terbukti disetiap tempat yang sudah menerapkan PSBB masih banyak masyarakat yang berkerumun lebih dari 4 atau 5 orang, masih tiggi tingkat mobilitas dengan keperluan yang tidak jelas. Apalagi saat ini bulan puasa hiruk pikuk pemudik menambah semakin tinggi tingkat mobilitas tersebut walau mudik sudah dilarang. 
Akan tetapi mereka para pemudik dengan berbagai cara mengelabuhi petugas keamaan agar bisa terhindar dari razianya . Mereka berusaha melewati daerah ceck point  mencari jalan alternatif . Dengan berbagai ulah misalnya ada seorang pemudik dari Malang dengan naik mobil L300 yang ngumpet  dibalik  terpal ditutup rapat, ada pula dari daerah lain dengan cara bersembunyi didalam mobil yang diangkut oleh truk towing, ada juga dengan mencarter mobil  elf  lalu turun dijalan tol yang ada jalan pintas menuju kampung mereka . Mengelitik memang .... tapi itu kenyataan mereka sudah menahan rasa rindu dan menahan beban hidup  selama wabah.
 Ironis lagi  ada empat orang pemudik mereka mengendarai sepeda Ontel  dengan nafas yang terengah engah mereka berhenti didepan rumah  dengan maksud istirahat . mereka berempat hendak pulang ke Blora. Namun tidak ada satu bis atau transportasi lain karena Surabaya , gresik sudah menerapkan PSBB.  Mereka adalah para kuli bangunan  memaksakan diri pulang dengan alasan  mereka sudah tidak bekerja lagi dan proyeknya sudah tutup, dari pada kesulitan untuk makan mendingan pulang saja dengan ngontel kata seorang dari mereka. Trenyuh hati ini .... bagaimana tidak kakinya terlihat bengkak karna lelah ngontel sejak pukul 10 malam dari sidoarjo sampai di Baureno pukul 8 pagi  masih lama lagi untuk sampai ke Blora.  Begitulah , pilu rasanya ngelihat mereka namun mau apa lagi? ini adalah bencana non alam , wabah atau pagebluk yang tidak kita inginkan. Tentunya tidak ada yang bisa disalahkan. Hanya kedadaran diri kita sendirilah yang bisa memutus rantainya supaya cepat mereda dan hilang. Oleh karenanya kita harus tetap belajar bersabar ujian ini dengan tetap waspaada tentang protokol kesehatan yang sudah dihimbau oleh pemerintah. Entah sampai kapan wabah ini  berakhir tak ada yang tahu.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KAMPUNG TANGGUH

TATANAN HIDUP BARU

Semangat hari senin