Story Telling Dalam Bisnis Periklanan
STORY TELLING DALAM BISNIS
PERIKLANAN
Resume
Belajar Menulis gel. 10 Materi Story Telling
Peresume :
Tini Andriani
Tidak
seperti biasanya hari ini senin tanggal
11 Mei 2020 pukul 17.00 Wib waktunya ngabuburit. Materi yang disampaikan
cukup menarik yaitu tentang story
tellig.
Pastinya
anda semua sudah tahu story telling itu apa, yaa stori telling adala dongeng. Ketika
saat kecil kita sering mendengarkan dongeng dari kakek , nenek , ibu dan
bapak. Misalnya sikancil , disini ada
seorang ibu yang menceritakan atau mendongeng cerita kancil yang pada saat itu usia anak ibunya baru 5 tahun
dan sekarang anak tersebutsudah
berusia 70 tahun bayangkan cerita itu sudah didengarkan berpuluh puluh tahun lalu tepatnya 65 tahun
yang lalu , tetapi ia masih mengingatnya
dengan jelas , luar biasa bukan?
Dan ternyata
semua itu dialami oleh ibu ibu diseluruh dunia tidak terkecuali. Sehingga inilah
yang membuat para pakar atau para
ahli marketing berpikir, “ kalau Ia
sebuah cerita mampu menanamkan pesen sedemikian dasyat, mengapa cara mendongeng
tidak dijadikan saja sekalian sebagai strategi marketing.?”. setelah ditelaah
secara mendalam ternyata cara
menyampaikan pesan melalui cerita memang
adalah cara yang terbaik, Kenapa?
Karena
, kenyataannya bercerita adalah juga cara Tuhan dalam menyampaikan pesan kepada
Umatnya.
Dan ini
bisa kita lihat dan buktikan dalam semua kitab suci agama apapun.
Ada banyak
contoh –contoh story telling tentang keagamaan dan juga yang lainya.
Kembali
kita pada sebuah story telling pada marketing. Kita bisa menyimpulkan bahwa ada ciri ciri sebuah story telling diantaranya
adalah :
1.
Kekuatannya ada pada cerita. Brand
sering muncul belakangan
2. Kalaupun
brand muncul di depan kehadirannya menjadi bagian dari cerita itu
sehingga tetap tidak terlalu terasa bahwa
itu adalah iklan
3.Brand
terlihat muncul seperti btw tapi sebenernya kehadirannya kuat
4. Brand
diperlakukan secara netral dan tidak sebagai hero
5. Nuansa
iklannya hampir gak terasa
6.
SURPRISENYA TINGGI sehingga orang mau nge-share.
Sebelum kita membahas lebih jauh tentang storytelling, ada
baiknya kita memetakan dan mempelajari macam-macam cara orang berjualan yang
sering dilakukan orang.
Pertama ROHGH SELLING
Ini adalah cara kasar dan menyakiti hati konsumen
misalnya produk MLM yang mengundang
banyak orang untuk datang ke suatu
tempat ternyata Cuma ngasih tau ada prospek bisnis, tetapi pas kita datang ternyata mereka jualan .
Begitu juga orang yang berjualan asuransi seringkali. Slesgirlnya
mereka berjualan dengan terkesan memaksa sehingga kita jadi kesal dan marah,
cara berjualan seperti ini yang membuat kita tidak bersimpati pada brand
mereka.
Kedua HARD SELLING
Hard selling adalah cara
berjualan dengan cara berteriak-teriak seperti tukang obat. Biasanya Yang diteriakkan semua tentang kehebatan dan semua benefit yang
ada di brandnya. Cara ini sulit dipercaya karena janjinya
Cara Ketiga SOFT
SELLING
Cara berjualan secara halus dengan tone and manner yang elegan. Meskipun
caranya halus, orang tentu saja tau bahwa itu iklan. Cara berjualan seperti ini
mungkin menyenangkan calon konsumen tapi karena tau bahwa itu iklan, mereka
sering enggan untuk nge-share. Dan tidak mengsharenya.
Cara keempat adalah
COVERT SELLING ( Penjualan Rahasia )
Covert Selling adalah cara beriklan dengan cara menyembunyikan brandnya. Jadi orang tidak tau dan tidak merasa bahwa itu
iklan.Dan cara berjualan seperti ini biasanya tidak disukai oleh Team
Marketing. Kenapa demikian?
Karena mereka merasa apa
gunanya bayar mahal-mahal kalo brandnya disembunyikan?
Justru Mereka gak tau
bahwa cover selling adalah cara yang paling ampuh untuk mendapatkan share..
Orang merasa gak keberatan nge-share karea
merasa itu bukan iklan. Lalu dimanakah letak storytelling
Story telling ada di
irisan antara soft selling dan covert selling . Oleh karenanya diharapkan
sebuah storytelling, komunikasinya bisa halus dan elegan seperti soft selling
tapi juga sekaligus mampu mendapatkan share sebanyak mungkin seperti covert
selling.
Contoh Story Telling
dalam teks
PUYUNGHAY SIALAN
Habis benerin NOTE-5 di North bridge PIM saya mampir ke bakmi
GM kangen sama Puyunghay yg menurut saya memang nomer satu di dunia.
Saya order sepiring nasi goreng dan seporsi Puyunghay.
Sambil menunggu puyunghay tiba saya foto2 nasi goreng
sepuasnya. Takut keburu dingin saya makan nasi goreng dikit-dikit sambil nunggu
puyunghay.
Sialnya sampai nasi goreng habis Puyunghay sialan itu belum
juga tiba. Lalu saya pakai jurus pamungkas yg selalu berhasil. Saya panggil
waiter lalu saya bilang "Order Puyunghay saya batalkan, saya minta uang
kembali"
Lalu saya dengar ribut2 dari arah dapur dan sekejap kemudian
Puyunghaysialan itu terhidang.
"Bungkus" kata saya setengah membentak. 2 menit
kemudian saya keluar dari resto bakmi GM menenteng bungkusan funyunghay sialan
itu. Kalau fuyunghay ini rasanya sedang sedang saja barangkali saya sudah kapok balik dan bakmi
GM saya masukkan Ke Brand Hell
SAYANGNYA FUYUNGHAY BAKMI GM ENAK
TENAN. Sialaan.
Oleh : Subiakto Priosoedarsono
Anda bisa bandingkan
dengan kalau hanya berbentuk gambar tidak ada satu cerita. Brand adalah apa yang
orang ceritakan tentang kita.
Jadi, apapun bisnis anda , konsumen harus mempunyai pengalaman unik untuk
diCERITAkan pada komunitasnya.
Lalu bagaimana jika bisnis kita tentang generik atau obat yaa tentunya
tidak jauh beda tinggal bagaimana kita mengemasnya menjadi sebuah storiy
telling yang menarik untuk para konsumen.
Komentar
Posting Komentar