Resume Pelatihan Menulis Pengalaman Menerbitkan Tulisan Di Penerbit Mayor
RESUME MATERI
Belajar Menulis gelombang 10
Pertemuan
ke-6 :
Senin, 04 Mei 2020
Waktu
: 13.00 – 15.00 wib
Pemateri : Drs. Ukim Komarudin,M.Pd.
Topik : Pengalaman Menerbitkan
Tulisan
dipenerbit Mayor
Peresume
: Tini Andriani, S.Pd.
Pelatihan menulis gelombang
10 minggu ke-6 yang diprakarsai oleh
omjay dan dipandu oleh seorang moderator
( Mr. Bams ) yang memimpin acara. Mr.
Bam mengawali salamnya kepada bapak Drs.
Ukim Komarudin .M.Pd.selaku Narasumber
dengan sebutan “om Ukim “dan
seluruh peserta pelatihan menulis tersebut.
Acara ini dimulai dari pukul 13.00
Wib sampai pukul 15.00 Wib. Dengan senang hati saya selalu mengikuti acaranya
akan tetapi hari ini saya agak sedikit terlambatk itu karena siang ini saya
harus piket disekolah mulai pukul 7 .00 sampai 12.30. sedangkan perjalanan saya dari sekolah
membutuhkan waktu 1 jam. Itulah alasannya mengapa saya baru bisa menyimak
pelatihan online ini pada pukul 14.20. Sesampainya dirumah segera saya mandi dan berganti baju seperti
himbauan pemerintah tentang pelakanaan
supaya terhindar dari covid-19. Sudah rapi selesai saya mulai menyimak dengan
sebuah smart phone yang sudah agak jadul ini. akan tetapi tidak memtahkan semangat saya untuk mengikuti
latihan belajar menulis online .
Beliau mengatakan bahwa menulis adalah ekspresi pribadi
tempat untuk mencurahkan semua kegelisahan dalam hal apapun. Menulis adalah
kebutuhan oleh karena itu tak perlu berpikir tentang tulisan kita. Dengan
menulis akan menemukan jati diri kita yang apa adanya. Menulis apa saja yang
ada diingatan kita baik itu tentang materi pelajaran , proposal , liputan kegiatan ataupun buku harian hingga tulisan –
tulisan itu bisa dilirik orang terdekat misal teman , guru dengan komentr – komentar yang berbeda dari
masing masing pembaca. Buku beliau yang
berjudul “ menhimpun yang berserak “ adalah
terdiri dari beberapa kumpulan – kumpulan ragam kejadian dan beragam waktu yang telah terjadi
dilaksanakannya. Karena pada waktu itu beliau adalah seorang penangung
jawab sebagai Penerbitan buku
disekolah yang menyisihkan karya pribadi
selain bersama ( berlima ) menulis dan berupaya buku
pelajaran.
Awal tercetaknya buku memiliki
certa dengan berbagai proses yang dilewati. Melalui penerbit buku yang akan
diterbitkan akan mengalami proses edit oleh editor mulai
gambar,sampul , photo , ilustrasi
ataupun tata letak oleh tim
editor yang kreatif . Dengan disemangati oleh sahabat beliau yang meyakinkan
bahwa beliau akan sukses menjadi seorang penulis.dan akhirnya dikontrak oleh
penerbit untuk menulis buku.
Selanjutnya sesi
tanya jawab bersama beliau ada
banyak pertanyaan dari para peserta
diantaranya yang menanyakan ‘”Apakah ada kriteria khusus yang diamggap
layak untuk menerbitkan buku?”
Belaiu menjawab memeng ada
kriteria . khusu terkait buku mata pelajaran
biasanya mereka mencari buku:
1.
Menunjukkan penggunaan
pendekatan baru
2.
Lebih lengkap
3.
Penulisnya memang
berkulifikasi luar biasa
4.
Naskah renyah ( enak dibaca)dan
diutamakan dari penelitian
Pertanyaan berikutnya adalah tentang
1.
Bagaimana
mengatasi menulis cerpen atau
noveltetapi tidak sampai klimak?
2.
Mengapa saya suka
mengulangi kesalahan pada saat menulis
novel terutama tentang tokoh terlalu
banyak , jalan cerita sering kejebak?
Respon dari bapak Ukim untuk jawaban diatas menduga bahwa ada kesalahan
memilih kategori ekspresi menulis harus menempatkan stamina diri sesuai
stamina dan kecenderungan bapak. Ada
tipe sprinter, maka pilih cerpen , kalau maraton pilih novel. Mungkin bertahap dari lari jarak
pendek karena latihan akhirnya bisa
lari jarak jauh .
Dalam menulis ada yang disebut
# Premis ( tema Besar )
Biasanya terdiri atas satu paragraf. Hebatnya ia, sebuah
headline yang memegang pergerakan ide, tokoh
dan , alur cerita. Penulis hebat memulai dari situ jika tidak memulai
dari situ kemungkinannya kalah tenaga atau ngawur kemana-mana “
Beliau
adalah tipe orang yang suka menyempunyikan
karya jika belum final. Beliau adalah seorang teater yang suka membuat kejutan dengan membina
puncak-puncak cerita termasuk karya yang mengejutkan. Permasalahannya penulis
pemula sering serakah. Jadi penulis sekaligus jadi editor Akhirnya ngak jadi jadi. Baru satu bab
koreksi . baru lima lembar disalahkan sendiri. Ya ambyar tutur beliau.
Tulis
saja nanti ada jurinya bisa : diri sendiri , teman penulis dan akhirnya editor
, jika mereka menganggap tulisan tidak laku tak apa ada suatu masa dikatakan
orang jelek saat itulah malah dicari dan dibenarkan orang.
Memang
pembaca yang baik adalah banyak membaca sehingga akan mampu menulis saetiap
hari. Tapi tolong disertai membaca agar tulisan kita berkualitas itu hukmnya .
Dalam menulis ( produktif ) pasukannnya
adalah membaca ( reeceptif ), “Menulis
saja kita memang membutuhkan orang yang membuat kita terlecut menjadi lebih
baik.”
Komentar
Posting Komentar