Lebaran hari kedua saat pandemi
Lebaran hari kedua saat pandemi
Seperti pagi biasanya, kami selalu mengawalinya dengan olah raga pagi berjalan bersama suami dan anak. Jaan yang kami lewati pun sama menuju pematang sawah.
Menikmati pemandan desa nan sejuk , tanaman padi bagai hamparan permadani.
Ini adalah tempat favorite kami untuk berolahraga, tak ada rumah kanan kiri hanya ada sawah dan ladang yang ada tanaman pohon jati dipinggir jalan.
Berjalan terus, sampai ada perbatasan desa dua orang jaga di perbatasan masuk desa Bumi Ayu. Ada sebuah tong air dan sabun disampingnya, setiap orang lain yang masuk daerah mereka diminta kembali dilarang memasuki desa mereka. Dan penduduk desanya yang hendak keluar ditanya untuk kepentingan apa , jika untuk halal bi halal mereka harus kembali.
Mereka semua diwajibkan untuk memakai masker. Semua meteka lakukan supaya wagrganya terhindar dari paparan covid 19.
Tetapi tidak bagi kami mereka sudah tahu kalau kami akan berolah raga.
Dan tidak masuk desa mereka. Kami berjalan ke arah kiri menyusuri jalan rel kereta api. Disini sepi tak ada satu pun yang lewat. Karna ini bukan jalan raya .
Disi kami berjalan sampai kaki merasa capek istirahat duduk menikmati suara burung berkicau dialam raya nan merdu.
Sinar matahari mulai menyengat tubuh kami keringat mulai mengucur hangat terasa.
Merasa sudah cukup kami pulang satu jam sudah membuat badan kami segar. Sampai di rumah kami sarapan (makan pagi) bersama. Hidangan pagi ini cukup dengan sambel dan cemeding (sayar direbus) dan sambel teras, tempe goreng, bandeng goreng Sudah memenghilangkan rasa lapar.
Setelah itu kami menikmati degan (air kelapa) yang dipetik oleh suami yang berada disamping rumah kami.
Nikmat.
Tina.
Bojonegoro, 25 Mei 2020
Komentar
Posting Komentar